Sabtu, 18 Maret 2017

Kisah Menakjubkan Sahabat Rasulullah Terkaya


Credit Image: musliminc.com


Dialah Abdurrahman bin 'Auf, sahabat Rasulullah yang mendapat nikmat kekayaan di dunia serta kebahagiaan di akhirat. Siapa yang tak ingin seperti beliau. Bagi akhiratnya, beliau merupakan satu dari 10 shahabat Rasul yang dijanjikan surga. Di dunia, beliau menjadi orang terkaya dengan harta melimpah.

Namun cobaan harta tidaklah mudah. Beliau seringkali menangis karena hartanya yang berlimpah. Beliau takut hartanya akan menyulitkannya di akhirat kelak.

Suatu hari, sepinggan makanan lezat dihidangkan untuk Abdurrahman bin 'Auf. Saat itu beliau sedang berpuasa. Namun bukan memakannya, sang shahabat justru menangis tersedu. Ia pun enggan menyentuh makanan tersebut.

"Allah bukakan dan bentangkan dunia ini untuk kami semua. Aku khawatir pahala dan balasanku dipercepat di dunia ini," ujarnya.

Padahal, beliau merupakan salah satu shahabat Rasulullah yang sangat dermawan. Bagaimana mungkin harta menjadi balasan pahala jikalau harta itu diberikannya untuk kepentingan umat Islam.

Dialah shahabat yang menyumbang separuh hartanya saat Rasulullah kekurangan pasokan perang. Bahkan ia menyumbang seluruh hartanya saat Rasulullah membutuhkan perbekalan untuk Perang Tabuk. Sampai-sampai Umar bin Khattab berkata,

"Sungguh aku melihat 'Abdurrahman bin 'Auf telah berdosa. Ia telah menyumbangkan seluruh hartanya tanpa menyisakannya untuk keluarga," ujar Umar kepada Rasulullah.
Maka Nabiyullah pun bertanya pada Abdurrahman mengenai kondisinya tersebut, "Apakah engkau meninggalkan sesuatu untuk keluargamu, wahai Abdurrahman?"

Dengan yakin Abdurrahman menjawab, "Ya, aku bahkan meninggalkan untuk mereka sesuatu yang lebih banyak," ujarnya.

"Berapakah jumlahnya?" tanya Rasulullah.

"Sebanyak janji Allah dan Rasul-Nya, yakni berupa balasan kebaikan, pahala dan ganjaran," jawab Abdurrahman enteng.

Kedermawanan Abdurrahman tak terkira dan tak tertandingi. Namun tidaklah hartanya habis setelah disedekahkan, justru semakin banyaklah hartanya. Allah begitu banyak melimpahkan harta kepadanya. Sehingga Abdurrahman pun terus saja memikirkan kondisinya di akhirat kelak. Ia terus saja takut bahwa hartanya akan menyulitkannya pada hari akhir.

Suatu hari di masa tuanya, Abdurrahman bin 'Auf mendengar sebuah hadits dari Aisyah. Sang ummul mukminin pernah mendengar Rasulullah berkata bahwa kelak Abdurrahman bin 'Auf akan menuju surga dengan merangkak.

Mendengarnya, Abdurrahman begitu sedih. Ia memang selalu khawatir bahwa hartanya akan menyulitkannya kelak. Beliau pun bertekad agar dapat menuju surga dengan berjalan tegak.

"Aku akan lakukan apa saja agar aku bisa masuk surga dengan berdiri, wahai Ummul Mukminin. Persaksikanlah semua kafilah dagangku ini beserta bawaan mereka dan pelana serta segalanya aku infakkan di jalan Allah," ujar Abdurrahman.

Padahal, sang shahabat Rasul ini memiliki kafilah dagang yang jumlahnya sangat banyak. Suatu hari, saat kafilah dagang Abdurrahman memasuki Kota Madinah, terhitung sebanyak 700 orang jumlahnya. Setiap dari mereka menunggang unta dan membawa segala kebutuhan manusia baik makanan hingga perhiasan. Bahkan dikisahkan, kota seakan bergoncang dengan kedatangan para kafilah dagang tersebut.

Semua harta melimpah itu kemudian dishadaqahkan di jalan Allah. Ia memenuhi kebutuhan seluruh ummul mukminin karena saat itu Rasulullah telah wafat. Ia pula memenuhi kebutuhan para mujahid yang berperang di jalan Allah. Bagi Abdurrahman, tiada hari tanpa berinfaq.

Tak hanya itu, selepas kematiannya, ia berwasiat agar memberi sebagian hartanya utuk seratus mujahidin perang Badr. Masing-masing dari mereka mendapat sebesar 400 dinar emas. Abdurrahman juga memberi harta yang banyak kepada para ummul mukminin. Ia juga membebaskan semua budak miliknya.
Setelah membagi-bagi hartanya tersebut, Abdurrahman bin 'Auf pun wafat dengan tenang. Turut mengantarkan jenazahnya, paman Rasulullah Sa'ad bin Abi Qaqqash serta Utsman bin 'Affan dan Ali bin Abi Thalib. Semoga Allah merahmati beliau.

Published at: muslimahdaily.com
Afriza Web Developer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar